SOLOPOS.COM - Timotius Iwan Susanto meraih gelar doktornya pada gelaran Yudisium Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Timotius Iwan Susanto baru saja resmi menyandang gelar Doktor dari Program Studi (Prodi) Doktor Sosiologi Agama (DSA), Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Sebagai dosen di STT Sangkakala, Timotius Iwan Susanto tidak hanya menyelesaikan studinya, tetapi juga memperkaya ilmu dengan menggabungkan dua disiplin ilmu, yaitu pastoral dan sosiologi agama.

Lahir di Purbalingga pada tahun 1973, Timotius Iwan Susanto memulai perjalanan akademiknya dengan menyelesaikan pendidikan di SMA Kolese Loyola pada tahun 1991. Semangatnya untuk memahami psikologi manusia membawanya melanjutkan studi di Fakultas Psikologi Universitas AKI (UNAKI) Semarang.

Tidak berhenti di sana, kecintaannya pada pelayanan membawa Dr. Timotius Iwan Susanto bergabung sebagai hamba Tuhan dalam sinode gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) sejak tahun 1999, khususnya dalam bidang konseling pernikahan dan keluarga.

Keinginannya untuk terus belajar dan berkontribusi lebih dalam mendorongnya melanjutkan studi Strata 2 di Fakultas Psikologi UKSW, di mana ia berhasil mendapatkan hibah Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek) untuk penelitian mengenai successful aging lansia. Pada tahun 2020, kesempatan emas datang baginya untuk melakukan studi lanjut di Prodi DSA Fakultas Teologi UKSW.

Disertasi yang Menginspirasi

Dalam gelaran yudisium yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Teologi Pdt. Izak Lattu, Ph.D., yang sekaligus bertindak sebagai promotor, Timotius Iwan Susanto memaparkan disertasinya. Bertindak sebagai Ko-promotor adalah Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, MS., dan Dr. Suwarto, M.Si., serta penguji Prof. J.T. Lobby Loekmono, Ph.D., dan Dr. Sri Aryanti Kristianingsih, M.Si., M.H., Psikolog.

Disertasi Timotius Iwan Susanto yang berjudul “Urip Iku Urup sebagai model Pendampingan dan Konseling untuk Meningkatkan dan Memulihkan Resiliensi Pernikahan Masyarakat Jawa di Salatiga” memfokuskan pada pentingnya resiliensi dalam pernikahan. Ia mengangkat falsafah Jawa urip iku urup yang berarti “hidup itu menyala” dan menggabungkannya dengan meaning therapy untuk membantu pasangan suami-istri dalam menghadapi tantangan pernikahan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development, melibatkan metode deskriptif analisis, mixed-methods, quasi-experiment, dan partisipatif. “Hasilnya, model urip iku urup terbukti efektif meningkatkan resiliensi pernikahan dengan N-gain antara 0.83 hingga 0.93, menunjukkan keberhasilan intervensi yang signifikan secara statistik maupun praktikal,” tuturnya.

Menggerakan kehidupan akademik

Pdt. Izak Lattu memberikan apresiasi tinggi atas kelulusan Dr. Timotius Iwan Susanto. “Kami bersyukur untuk kelulusan Dr. Timotius Iwan Susanto dari Prodi DSA. Kelulusan Dr. Timotius Iwan Susanto menambah deretan doktor alumni DSA UKSW dan menjadi bukti bahwa Fakultas Teologi UKSW, khususnya Prodi DSA terus menggerakan kehidupan akademik serta menjaga kualitas program doktor,” ungkap Pdt. Lattu.

Menurutnya, keunggulan utama dari disertasi Dr. Timotius Iwan Susanto terletak pada penggabungan falsafah Jawa urip iku urup dengan meaning therapy, yang mendorong transformasi sosial bagi masyarakat Jawa. “Disertasi ini menarik karena membangun pengetahuan dari teks masyarakat dan relevan dalam perkembangan studi sosiologi agama,” tambahnya.

Pdt. Izak Lattu juga mengungkapkan bahwa Fakultas Teologi UKSW berkomitmen mendukung mahasiswa program doktor dengan menyediakan fasilitas pendukung, mengundang profesor terbaik dari dalam dan luar negeri, serta menjamin kualitas pendidikan. Dengan demikian, mahasiswa seperti Dr. Timotius Iwan Susanto dapat mencapai kelulusan yang tidak hanya membanggakan tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Kelulusan Dr. Timotius Iwan Susanto diharapkan akan menginspirasi banyak orang dan memberikan sumbangsih berarti dalam bidang sosiologi agama, khususnya dalam menguatkan institusi pernikahan dan keluarga di Indonesia.

Rekomendasi
Berita Lainnya