SOLOPOS.COM - Teras Rektor yang menjadi bagian dari Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) diselenggarakan di Balairung UKSW, Kamis (27/6/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA–Memeriahkan rangkaian Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, diselenggarakan kegiatan bertajuk Teras Rektor, Kamis (27/6/2024) siang.

Bertempat di Balairung Universitas, Teras Rektor menjadi forum untuk mendiskusikan inovasi yang telah dilakukan perguruan tinggi untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.

Selain Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami, hadir dalam Teras Rektor adalah Rektor Universitas Katolik Parahyangan Prof. Tri Basuki Joewono, Rektor Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Gunawan Budiyanto, Wakil Rektor IV Universitas Pertahanan Republik Indonesia Mayjend TNI Susilo Adi Purwantoro, Wakil Rektor IV Universitas Diponegoro Wijayanto dan Wakil Rektor I Universitas Nusa Cendana Prof. Annytha I.R. Detha.

Dimoderatori oleh Septi Wulandari yang juga Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) UKSW, pimpinan perguruan tinggi yang hadir dalam acara ini sepakat bahwa yang dibutuhkan adalah tindakan nyata.

Tindakan nyata tersebut berupa inovasi yang mampu menjawab permasalahan di masyarakat, sehingga perguruan tinggi tidak terjebak pada formalitas saja dan menjadi menara gading.

Rektor Intiyas menyebut bicara inovasi akan diawali dengan riset oleh dosen dan mahasiswa yang memerlukan roadmap penelitian agar sifatnya berkelanjutan.

Mendobrak sekat bidang ilmu juga ditegaskan Rektor Intiyas agar keberlanjutan riset tidak terhenti. Karena itulah, di UKSW dibentuk konsorsium fakultas agar riset yang dilakukan lintas disiplin ilmu.

“Kita harus berani membuka sekat untuk membuat harmonisasi ilmu. Kami di UKSW membuat konsorsium fakultas dan masing-masing harus punya live laboratory sehingga bisa memberikan daya dampak untuk wilayah yang dipilih dan masyarakatnya,” papar Rektor Intiyas.

Dia menambahkan meskipun terletak di Salatiga, Jawa Tengah, medan layanan UKSW tidak hanya di Salatiga dan juga Kabupaten Semarang. UKSW juga mempunyai medan layanan live laboratory di Lereng Kelimuntu dan Soe di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Intiyas juga mengajak perguruan tinggi yang hadir untuk berkolaborasi bersama memecahkan persoalan yang ada di masyarakat. Hal ini direspons positif oleh Wakil Rektor IV Universitas Diponegoro yang menyebut inovasi akan berdampak jika ada kerja sama.

Senada, Rektor Universitas Katolik Parahyangan juga menekankan saat ini yang dilakukan adalah riset yang memberikan daya dampak dengan melakukan transformasi dan inovasi.

“Kami tidak bisa sendiri. Acara ini menguatkan kami bahwa sendiri itu tidak mungkin lagi,” katanya.

Hal sama juga ditegaskan Rektor UMY yang menyebutkan riset yang dilakukan bersumber pada permasalahan yang ada di masyarakat di bawah Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY.

Dia mengatakan Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak ada fungsinya jika hasilnya tidak bisa dirasakan oleh masyarakat.

Membuka Teras Rektor, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim hadir menyapa peserta secara online.

Dalam sambutannya, menteri yang akrab disapa Mas Nadiem ini memberikan apresiasi positif atas inisiatif UKSW yang mengadakan GIHN sebagai ruang untuk mewadahi hasil dan produk yang lahir dari terobosan Merdeka Belajar.

“Kesempatan ini menjadi ruang untuk saling berbagi dan mengapresiasi berbagai capaian yang telah kita hasilkan bersama. Terlaksananya kegiatan ini, saya harapkan bisa menjadi momentum untuk menguatkan kita semua dalam mewujudkan gerakan Merdeka Belajar,” katanya.

Acara Teras Rektor juga dihadiri oleh pimpinan perguruan tinggi lainnya, antara lain Rektor Universitas Atmajaya Yogyakarta G. Sri Nurhartanto,  serta perwakilan dari Universitas Kristen Maranatha, Universitas Ngudi Waluyo, serta Politeknik Bisnis Digital Indonesia.

Selain itu, acara ini juga diikuti oleh Pimpinan Fakultas serta Direktorat di UKSW.

Rekomendasi
Berita Lainnya