SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (27/6/2024).

Solopos.com, SOLO–Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis (27/6/2024), mengangkat headline tentang Penguasa Pura Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkunagoro X, semakin kerap tampil di depan publik seiring kian dekatnya Pilkada Solo 2024. Namun, dia menampik aktivitasnya yang kerap bertemu warga belakangan ini merupakan persiapan menjadi calon wali kota.

Diberitakan Solopos hari ini, Mangkunago­ro X pada Rabu (26/6/2024) siang, kembali bersua dengan warga. Kali ini dia berkunjung ke pusat ku­liner di lantai II Pasar Gede Solo. Dia tiba di tempat itu sekitar pukul 13.00 WIB dan mengambil posisi duduk di tengah. Setelah dia memesan ma­kan dan minum, sejumlah pedagang dan pengunjung pasar yang merasa penasaran mendekat. Mereka juga meminta berfoto bersama.

Promosi Didukung BRInita, Dasawisma Pisang Palembang Sulap TPS Liar Jadi Urban Farming

Di Pasar Gede, Mangkunagoro X ditemani beberapa orang dan berbincang santai sembari menikmati makanan. Selama menyantap makanan, dia beberapa kali melayani per­mintaan swafoto dari para pengunjung. Satu per satu dia me­layani semua permintaan war­ga berfoto bersama.

“Tadi makan siang saja. Janjian sama teman-teman di sini, makan siang. Sekalian ternyata bertemu banyak pengunjung di Pasar Ge­de. Macam-macam, Mas, ada yang dari Semarang, Banteng, Bandung juga,” kata dia saat di­wawancara wartawan. Mangkunagoro X menyebut perkembangan Pasar Gede saat ini luar biasa.

Sebab, selain sebagai tempat jual beli barang, Pasar Gede juga menjadi wadah berkumpul banyak orang. Para pengunjung dan pedagang di pasar itu juga berasal dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. “Ternyata luar biasa sekali Pa­sar Gede sekarang. Tentunya menjadi wadah yang luar biasa sekali, tempat yang bersejarah, heritage yang kuat. Tetapi fungsi­nya juga bisa beradaptasi mengi­kuti dengan perkembangan zaman belakangan ini,” kata dia.

UKT UNS Tetap, IPI Termahal Setara MPV

SOLO—Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sudah me­netapkan skema uang kuliah tunggal (UKT) dan iuran pe­ngembangan institusi (IPI) untuk mahasiswa baru 2024. IPI ditetapkan bervariasi dari Rp5 juta hingga Rp269,92 juta. Pelaksana Tugas Rektor UNS Solo, Chatarina Muliana, mengatakan UKT dan IPI 2024 mengikuti skema tahun lalu.

Hal ini menyusul pembatalan rencana kenaikan UKT dan IPI setelah gelombang protes terjadi beberapa waktu lalu. “UKT-nya sebagaimana di­sampaikan di dalam pe­ngu­muman penerimaan ma­ha­siswa baru seleksi mandiri itu mengacu kepada UKT 2023. Jadi sama persis nilainya,” kata dia ketika ditemui wartawan di Gedung Rektorat UNS, Selasa (25/6/2024).

Meski demikian, terdapat beberapa penyesuaian terutama terkait IPI. Salah satunya ada­lah penghapusan kelompok IV pada IPI yang sebelumnya sempat ada. Namun, khusus untuk Program Studi (Prodi) Kedokteran, IPI ditetapkan empat kali biaya kuliah tunggal (BKT). Penetapan UKT dan IPI di­dasarkan pada penghitungan BKT. Nilai BKT merupakan keseluruhan biaya operasional tiap mahasiswa per semester di masing-masing program studi (prodi).

Industri Pengolahan dan Pengguna Bertemu

JAKARTA—Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali mempertemukan industri pengolahan dan pengguna rumput laut dalam business matching pada 25-26 Juni 2024 di Jakarta. Ini merupakan business matching kedua setelah sebelumnya digelar pada 2022 lalu.

Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut terbesar kedua di dunia. Laut Indonesia bisa menjadi tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut, mulai dari proses budi daya sampai dengan proses hilirisasi. Namun demikian, belum terlihat pertumbuhan signifikan untuk ekspor produk-produk hilir rumput laut yang memiliki nilai tambah.

“Karenanya, Kemenperin berkomitmen meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui berbagai kebijakan,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mewakili Menteri Perindustrian saat membuka Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna di Jakarta, Selasa (25/6/2024), dikutip dari laman kemenperin.go.id.

Bupati: Acuan Penanganan Stunting Membingungkan

WONOGIRI—Acuan data hingga alat pengukur fisik anak masih menjadi masalah dalam menangani kasus kerdil atau stunting di Kabupaten Wonogiri. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri pun masih merasa bingung terhadap angka prevalensi stunting yang berbeda-beda antara catatan satu dan lainnya.

Hal itu disebut membuat bingung pemerintah daerah dalam membuat kebijakan. Hal itu juga diakui Bupati Wonogiri, Joko Sutopo atau Jekek. Dia menyampaikan ada beberapa sistem pematanaun data yang harus digunakan pemerintah daerah atas instruksi pemerintah pusat. Hal itu menunjukkan ada kegagapan dalam penanganan stunting.

Bupati Jekek memaparkan ada beberapa sistem pematantauan stunting yang meliputi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM), survei status gizi indonesia (SSGI), dan survei kesehatan Indonesia (SKI). Data stunting di Wonogiri dari tiga sistem pemantauan itu berbeda-beda.

Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (27/6/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.solopos.com. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Solopos.com yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Solopos.com tanpa gangguan iklan.

Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya