SOLOPOS.COM - Mahmoud Ahmadinejad, mantan Presiden Iran di Ladan Complex pada 6 Agustus 2013. (Wikimedia Commons/Hamed Malekpour)

Solopos.com, SOLO — Mahmud Ahmadinejad menjadi sosok yang cukup potensial mengisi kursi Presiden Iran setelah Ebrahim Raisi wafat dalam kecelakaan pesawat, Minggu (19/5/2024). Ahmadinejad merupakan mantan Presiden Iran yang menjabat selama dua periode, yaitu 2003-2013. Berikut profil Mahmud Ahmadinejad.

Pria berusia 67 tahun itu lahir di Desa Aradan, sekitar 120 km arah tenggara Teheran, ibu kota negara Iran. Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga Syiah.

Promosi BRI Ranking 1 Indonesia & Ke-4 Asia Tenggara Versi Fortune Southeast Asia 500

Ayahnya adalah seorang tukang besi bernama Ahmad Saborjihan. Oleh sebab itu, nama masa kecilnya adalah Mahmud Saborjihan.

Sang ayah kemudian mengubah namanya menjadi Mahmud Ahmadinejad sebagai isyarat religiusitas dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik. Ahmadinejad berarti ras yang unggul, bijak, dan paripurna.

Ahmadinejad yang profilnya dikenal sebagai Presiden Iran sekaligus musuh bebuyutan Israel adalah seorang doktor bidang teknik dan perencanaan lalu lintas serta transportasi dari Universitas Sains dan Teknologi Iran.

Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam di tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran.

Setelah perang, dia bertugas sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan Gubernur Provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.

Ahmadinejad lalu terpilih sebagai wali kota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan wali kota-wali kota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan.

Sejumlah kebijakan yang diambilnya saat menjadi wali kota di antaranya menutup restoran cepat saji ala Barat dan menutup papan reklame dengan referensi Barat. Dia juga menganjurkan pemisahan lift untuk laki-laki dan perempuan, serta mengubah fungsi pusat budaya sebagai aula sembahyang selama Ramadan.

Selain itu, dia memerintahkan para pria pegawai pemerintahan kota untuk memelihara jenggot dan mengenakan kemeja lengan panjang. Dia mendapat dukungan penuh dari para pemimpin konservatif di negara itu.

Dia juga menjadi satu-satunya kandidat calon presiden yang secara terang-terangan menentang peningkatan hubungan Iran dan Amerika Serikat. Di Samping itu, dia juga membangun citra sebagai sosok yang sederhana dan merakyat.

Ahmadinejad akhirnya memenangkan pemilihan dengan hasil telak dan meraih 17 juta suara dari total 27 juta suara. Dia dilantik menjadi presiden pada 3 Agustus 2005 oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Sebagai presiden, Ahmadinejad tetap menampilkan dirinya sebagai presiden yang merakyat.

Dia memilih tinggal di rumahnya sendiri daripada di istana kepresidenan, hingga akhirnya bersedia pindah setelah dibujuk oleh para penasihat keamanan.

Setelah menempati istana kepresidenan, dia memerintahkan untuk mengeluarkan seluruh perabotan dan karpet mahal yang ada serta menggantinya dengan yang lebih murah.

Ahmadinejad juga menolak menggunakan kursi VIP di pesawat kepresidenan dan lebih memilih pesawat kargo. Dia juga menggunakan bahasa sehari-hari dalam pidato dan presentasi resminya.

Meski mendapat dukungan dari banyak pihak terutama rakyat yang menilai presiden Ahmadinejad sebagai bagian dari mereka, namun langkah-langkah perubahan itu dikritik oleh para elite politik Iran.

Di mata internasional, Presiden Ahmadinejad dikenal atas sikap kerasnya atas hak Iran untuk mengembangkan program nuklir yang berdampak pada meningkatnya ketegangan dengan AS.

Pada pidatonya di hadapan PBB pada 2005, Ahmadinejad menyatakan keinginan Iran untuk mengembangkan teknologi nuklir yang diklaim bertujuan damai.

Selain itu, kutipan pernyataannya dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah Khomeini yang menyerukan agar Israel dihapus dari peta dunia juga memicu kontroversi.

Selain menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Shimon Peres. Peres bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di PBB.

Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust.

Meski dikenal sebagai sosok kontroversial, Ahmadinejad kembali tercatat sebagai Presiden Iran dalm profilnya setelah memenangkan pemilu pada 2009. Dia resmi ditetapkan sebagai Presiden Iran pada 3 Agustus 2009.

Upacara pelantikan tersebut tidak dihadiri sejumlah tokoh politik oposisi, seperti mantan presiden Mohammad Khatami dan Akbar Hashemi, maupun Mir Hossein Mousavi.

Pada 2011, terjadi konfrontasi antara Ahmadinejad dengan pemimpin tertinggi, Khamenei, yang diduga dipicu pemecatan menteri intelijen yang merupakan sekutu Khamenei. Konflik tersebut berkembang menjadi perebutan dukungan publik antara Ahmadinejad dengan Khamenei.



Pada Maret 2012, dia dipanggil Badan Legislatif Iran yang mempertanyakan kebijakan dan perselisihannya dengan pemimpin tertinggi. Pemanggilan presiden yang menjabat oleh Majelis Iran menjadi yang kali pertama terjadi hingga memicu dugaan akan menurunnya dukungan politik terhadap Ahmadinejad.

Menurunnya dukungan terhadap Ahmadinejad juga terjadi dalam pemilihan legislatif hingga akhirnya masa jabatannya usai pada Agustus 2013 dan digantikan oleh Hassan Rouhani.

Belakangan beredar kabar yang menyebutkan Ahmadinejad merupakan sosok potensial menggantikan Ebrahim Raisi sebagai Presiden Iran yang wafat dalam kecelakaan pesawat jatuh, Minggu (19/5/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya