SOLOPOS.COM - Salah satu masjid tertua dan terbesar di Perth (Solopos/Rini Yustiningsih)

Solopos.com, SYDNEY — Oz Malik merupakan warga muslim di Australia. Dia memilih karier sebagai artis, musisi dan aktor. Dia paham terjun di dunia hiburan di negara yang didominasi warga “barat” berliku.

Butuh perjuangan ekstra untuk bisa mendapat pengakuan dan juga tetap menjalankan syariat Islam. Saat awal-awal dirinya terjun, banyak yang menyangsikan apakah dia bisa merealisasikan keduanya.

Promosi Selamat! BRI Sabet 2 Penghargaan Internasional dari The Asset Triple A

Masjid di Perth
Bagian dalam Masjid Perth. (Solopos/Rini Yustiningsih)

“Bahkan di lingkungan saya sempat ragu, apakah saya bisa menjalankan aturan Islam seperti makan makanan halal di dunia hiburan. Berpuasa saat Ramadan,” cerita Oz Malik, kepada Espos yang termasuk rombongan Delegasi Invitiation Media Visit (IMV) Australia Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Pemimpin Redaksi Media di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Rabu (1/5/2024), di Yoi Restoran, Melbourne, Australia.

Oz Malik, artis muslim.
Oz Malik, artis muslim saat wawancara dengan jurnalis Solopos. (Istimewa)

Persaingan di industri hiburan di Australia sangat keras. Artis-artis ‘barat” dengan latar belakang Eropa lebih mendominasi.

Namun seiring berjalannya waktu, perlahan, dunia hiburan Australia menerima kehadiran artis muslim. Contoh paling mudah, yakni disediakannya tempat salat di lokasi syuting.

“Hal lain, saya diberi waktu untuk menjalankan ibadah. Saya ingin menjadi role model, buat artis muslim lainnya di Australia,” lanjut Oz yang pernah mengikuti Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMP) pada 2022 lalu.

Muslim di Australia kini masuk ke berbagai sektor. Ada yang jadi pengacara, tentara, perawat, polisi, bisnis, arsitek, pendidikan dan lainnya.

Tasneem Chopra, perempuan yang berprofesi menjadi pengacara bercerita multikultur di Australia kini makin beragam.

Delegasi Invitiation Media Visit (IMV) Australia Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Pemimpin Redaksi Media di Jawa Timur dan Jawa Tengah berfoto bersama dengan para alumni program pertukaran muslim Indonesia-Australia, Rabu (1/5/2024).  (istimewa)
Delegasi Invitiation Media Visit (IMV) Australia Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Pemimpin Redaksi Media di Jawa Timur dan Jawa Tengah berfoto bersama dengan para alumni program pertukaran muslim Indonesia-Australia, Rabu (1/5/2024). (istimewa)

Sekitar 50 tahun yang lalu, ujarnya, masih ada diskriminasi dalam hal mencari kerja.

“Saat wawancara kerja, ketika tahu kami ini warga keturunan, pasti tidak mendapat prioritas,” kisah Tasneem.

Kini, pemerintah telah memberi ruang yang setara untuk keberagaman di Negeri Kanguru itu. Tapi khusus soal perempuan (bukan hanya muslim), ada beberapa hal yang harus dibenahi.

Salah satunya, mengenai kasus kekerasan terhadap Perempuan baik dalam rumah tangga (KDRT) maupun dalam hubungan percintaan, yang kasusnya meningkat.

“Saat ini saya cukup banyak mengadvokasi kasus-kasus perempuan yang menjadi korban kekerasan. Ini perlu menjadi perhatian serius, memberi hukuman berat kepada pelakunya,” kata Tasneem yang keturunan India itu kepada Espos.

Berdasarkan catatan, Australia kini seperti rumah dari berbagai budaya dan etnis yang beragam di dunia.

Hingga kini tercatat ada sekitar 270 etnis yang mendiami Australia. Tidak hanya dari Inggris dan Irlandia. Dari Yunani, India, Lebanon, Jepang, Indonesia hingga Turki.

Populasi muslim di Australia kini jumlahnya sekitar 4% dari 26,6 juta penduduk Australia. Selain dari Asia, penduduk muslim juga banyak dari Afrika dan Timur Tengah. Berdasarkan catatan, muslim Australia dari Indonesia, diawali oleh penjelajahan masyarakat Bugis-Makassar hingga benua itu.

Pertukaran Muslim

Konjen Surabaya, Fiona Hoggart berbicara di depan Rowan Gould (membelakangi kamera) dan Brynna Raferty (duduk keenam dari kanan), mendirikan lembaga Mosaic Connections di mana salah satu programnya yakni Australia-Asean dan Australia-Indonesia Muslim Exchange Program. (Istimewa)

Pasangan suami-istri, Rowan Gould dan Brynna Raferty mendirikan lembaga Mosaic Connections di mana salah satu programnya yakni Australia-Asean dan Australia-Indonesia Muslim Exchange Program.

Program ini semacam pertukaran muslim dari Australia ke Asean/Indonesia, untuk saling mengenal Islam, bahasa, budaya di negara masing-masing.

Program ini dibiayai oleh lembaga-lembaga terkait, baik dari Australia maupun negara yang dituju.

“Semacam program persahabatan. Mereka akan tinggal di negara yang dituju selama beberapa bulan. Mereka dari berbagai bidang. Harapannya, saling mengenal memahami sehingga ada koneksi keharmonisan,” kata Brynna.

Perkembangan Islam di Australia diikuti pula dengan bertambahnya jumlah masjid di wilayah itu.

Di setiap negara bagian, pasti terdapat satu hingga tiga masjid. Jumlahnya kini mencapai puluhan. Salah satu masjid terbesar di Sydney yakni masjid Masjid Auburn Gallipoli. Lokasinya di pinggiran Sydney, negara bagian New South Wales (NSW). Masjid ini berarsitektur gaya Turki Ottoman.

Masjid Gallipoli di Auburn Sydney, Australia.
Ergun Genel, staf pengurus Masjid Auburn Gallipoli, Sydney, Australia menjelaskan sejarah masjid yang merupakan sumbangan dari Pemerintah Turki. (Solopos/Rini Y)

Maklum saja masjid ini merupakan donasi dari Pemerintahan Turki. Gallipoli merupaka  ibu kota Turki era Ottoman. Gallipoli menjadi catatan sejarah penting bagi Australia dan Turki saat Perang Dunia I.



Setiap salat Jumat masjid ini dihadiri 2.000an jemaah. Setiap harinya, ada ratusan jemaah yang salat. Bangunan berlantai dua ini, sangatlah mewah.

Ornamen Turki sangat kuat dari mulai bagian atap hingga karpet masjid. Jemaah perempuan menempati ruang di lantai 2. Di situ juga disediakan mukena dan perlengkapan salat lainnya.

Sebelum direnovasi, masjid ini hanya berupa banguan rumah biasa yang sudah difungsikan sejak 1979. Baru pada tahun 1986 bangunan direnovasi. Proses renovasi berlangsung lama, baru pada 28 November 1999 masjid ini diresmikan.

“Jemaah di sini tidak hanya keturunan Turki. Tapi datang dari umat muslim mana saja, ada Indonesia, Afrika, melayu dan lain sebagainya. Setiap khotbah Jumat, kami menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Ini menandakan Islam hadir untuk cinta damai, saudaraku,” ujar Ergun Genel, staf pengurus Masjid Auburn Gallipoli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya