SOLOPOS.COM - Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Muhammadiyah mengadakan seminar lingkungan dengan tema Sosialisasi 1.000 Surya dan Kajian Energi Baru Terbarukan (EBT) di Daerah Tropis Basah, Sabtu (22/6/2024), di Laboratorium BKS Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. (Istimewa)

Solopos.com, PATI–Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Muhammadiyah mengadakan seminar lingkungan dengan tema Sosialisasi 1.000 Surya dan Kajian Energi Baru Terbarukan (EBT) di Daerah Tropis Basah, Sabtu (22/6/2024), bertempat di Laboratorium BKS Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

Seminar dilakukan secara offline dan online melalui zoom yang diikuti perwakilan MLH PWM maupun PDM.

Promosi BRI Buka 3 Program Rekrutmen Pekerja, Cek Kualifikasinya

Seminar ini menghadirkan narasumber Koordinator Program 1.000 Cahaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hening Parlan, Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Muhammad Sobri, serta Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten Sutaryono.

Dalam pengantarnya, Sutaryono yang juga Warek Universitas Muhammadiyah Klaten menyampaikan saat ini isu global lingkungan yang terjadi adanya krisis energi dengan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas, perubahan iklim yang menimbulkan ancaman besar terhadap ekosistem, perekonomian, serta implikasi geopolitik adanya persaingan dua kekuatan besar berimbas pada kebijakan ekonomi dan lingkungan.

Dalam materi seminar tersampaikan bahan bakar listrik yang pada saat ini kita gunakan sebagian besar sumbernya masih menggunakan bahan bakar fosil.

“Artinya, setiap listrik yang kita gunakan adalah hasil eksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan menghasilkan emisi karbon yang  berpengaruh terhadap perubahan iklim,” kata dia dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (28/6/2024).

Sementara itu, penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan di Indonesia masih jauh dari ideal. Target EBT baru 31% sampai tahun 2050.

Untuk merespons masalah ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan Gerakan 1.000 Cahaya. Gerakan ini adalah bukti komitmen Muhammadiyah menjawab tantangan-tantangan perubahan iklim serta mendorong Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad ke-21.

Tujuan gerakan ini adalah mewujudkan energi yang berkeadilan agar bisa mengatasi tiga hal besar, yaitu pengangguran, degradasi lingkungan, dan ketidaksetaraan.

Pada tahap pertama, 1.000 Cahaya akan fokus melahirkan role model perubahan iklim dan transisi energi di lingkungan sekolah, pondok pesantren, masjid, serta ranting.

Diharapkan model-model ini akan menjadi inspirasi sehingga Green Movement Muhammadiyah bergulir seperti bola salju yang  dampaknya semakin luas.

Melalui program ini, ujar Hening, bayangkan jika aksi 1.000 Cahaya ini dilakukan oleh 177 perguruan tinggi (PTM), 1450 SMA/ SMK/ MA, 1723 SMP/ MTs, 65 pondok Pesantren, 1950 SD/ MI, TK dan PAUD, Rumah Sakit, Panti Asuhan, masjid, dan semua amal usaha Muhammadiyah berapa miliar Muhammadiyah efisiensi pembiayaan terhadap pajak listrik.

“1.000 Cahaya harapan untuk kehidupan akan terpancar, masalah kerusakan lingkungan akan dapat diselesaikan, dari pada mengutuk kegelapan kita menyalakan satu lilin yang akan memberi terang,” imbuhnya.

Dia menambahkan implementasi Gerakan 1.000 Cahaya harus dapat mampu memilih sumber energi yang digunakan dengan presisi atau tepat dan ramah lingkungan, sehingga diperlukan intermediate innovation dan real-time.

Sobri mengatakan PWM Jateng telah menginisiasi Intermediary Inovasi Bioreaktor Kapal Selam (BKS) yang mengubah biogas dari kotoran ternak menjadi energi, sistem penyiraman dengan menggunakan IoT dan panel surya sebagai energi terbarukan.

Hasil Intermediary Inovasi ini siap di replikasikan dan diimpelementasikan di amal usaha muhammadiyah sehingga sangat relevan sebagai bentuk

Menanggapi issu tambang, Sobri mengatakan MLH Jawa Tengah justru fokus menggodok mencari solusi recovery pascatambang bersama Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah terkemuka.

Lazismu dan MLH siap mengelola/menerima CSR atau Zakat untuk kepentingan tersebut dengan menggerakkan cabang ranting yang dibekali IPTEKS yang berkemajuan.

Selanjutnya, koordinator 1,000 Cahaya dan Tim MLH Jateng akan segera menyusun naskah akademi intermediary inovasi dalam bentuk paten dan role model pengembangan program energi terbarukan pada lembaga atau amal usaha Muhamamdiyah.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya