SOLOPOS.COM - Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Sri Sayekti. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—-Sebanyak 130 siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo di Hotel mengikuti prosesi wisuda di Sahid Jaya Solo, Selasa (11/6/2024). Selama enam tahun belajar, mereka dibimbing dengan Kurikulum Merdeka.

Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Sri Sayekti mengatakan sekolah yang dia pimpin itu merupakan sekolah penggerak angkatan pertama yang menggunakan Kurikulum Merdeka. 

Promosi Kliring Berjangka Indonesia Gandeng BRI sebagai Bank Penyimpan Dana Margin

SD Muh 1 Ketelan Solo
Siswa kelas 6A SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo beserta wali kelas Baruno Nasution. (Istimewa)

Perlu diketahui, program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup literasi, numerasi, dan karakter.

“Dengan kurikulum ini kan harapannya tercipta profil pelajar pancasila dengan berbagai macam programnya, baiki itu intrakurikuler dengan pembelajaran berdeferiensinya, kemudian ekstrakurikuler, dan pengembangan budaya,” kata dia kepada Solopos.com, belum lama ini.

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo
Siswa Kelas 6B SD Muhammadiyah 1 Solo beserta wali kelas, Jaka Prasetya. (Istimewa)

Selain itu lulusan SD Muhammadiyah 1 Solo juga sudah difasilitasi berdasarkan minat dan bakat masing-masing siswa melalui berbagai kelas. Dia mengatakan di sekolahnya terdapat kelas Sains, Iptek, & Bahasa; kelas Olahraga, kelas Seni, dan kelas Tahfidz.

Siswa SD Muhammadiyah 1 Solo
Siswa kelas 6C SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo beserta wali kelas Eny Khusnul Khotimah. (Istimewa)

“Kelas-kelas itu diadakan dalam rangka memfasilitasi siswa kami dalam mengaktualisasikan minat dan bakat masing-masing,” lanjut dia.

Melalui Kurikulum Mereka, lanjut dia, para siswa memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yakni beriman, bertakwa, kreatif, bernalar kritis, gotong royong, mandiri, dan berkebinekaan global.

SD Muhammadiyah 1 Solo
Siswa kelas 6D SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo beserta wali kelas, Imam Priyanto. (Istimewa)

“Selain dibekali dengan karakter-karakter itu, anak-anak juga dibekali dengan kemampuan untuk menyelesaikan isu yang berkemang di tengah masyarakat atau di lingkungannya lewat  Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila [P5],” kata dia.

Selain itu para siswa dibekali dengan disiplin positif. Dia mengatakan disiplin dalam diri siswa itu muncul karena kesadaran sehingga menjadi budaya yang positif. Sehingga ketika lulus, siswa bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan komprehensif.

“Artinya melihat berbagai macam persoalan dari berbagai sudut pandang. Jadi harapannya dengan disiplin positif itu sampai nanti dia di SMP tetap ada, karena disiplin itu muncul atas kesadaran masing-masing,” kata dia.

Selain itu, lulusan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo dibekali dengan pengetahuan tentang dasar-dasar agama Islam. Pembekalan itu diberikan melalui program Al-Islam Kemuhammadiyahan, Bahasa arab, Bahasa inggris dan Teknologi informasi dan komunikasi (Ismubaristik).

“Mulai dari membaca menulis Al-Qur’an, salat wajib dan sunnah, kemudian kegiatan berinfak dan sedekah, kemudian ada kegiatan kebudayaan Islam. Harapannya dengan Ismubaristik muncul akan membereskan semua hal, misal kalau salatnya baik, insyaallah semuanya baik,” kata dia,

Melalui berbagai program yang diterapkan kepada siswa, diharapkan setelah nanti lulus bisa menjadi anak yang memiliki akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji. Dengan akhlakul karimah bisa menjadi orang yang beriman dan memiliki relasi baik dengan sesama.

“Tidak habuminallah-nya [hubungan kepada Allah] tapi juga habuminnas-nya [hubungan dengan sesama manusia]. Jadi ibadahnya kepada Allah bagus dan hubungannya dengan sesama manusia, terutama kepada orang tua dan guru, itu baik,” kata dia.

Selain itu dia berharap setelah lulus, para siswa tidak meninggalkan amal ibadah seperti salat dan tadarus Al-Qur’an. Lalu juga memiliki empati dan kepedulian terhadap sesama. Sebab hal-hal seperti itu sudah dilatih sejak kelas I sampai kelas VI.

“Harapannya setelah keluar [lulus] dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo terus begitu, bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita harus peduli, dan berempati,” lanjut dia.

Selain itu, dia ingin para siswa bisa memberikan manfaat kepada orang lain melalui ilmu yang sudah didapat selama sekolah. Menurut dia, bukan masalah banyak atau sedikit ilmu yang dimiliki, yang terpenting adalah mau berkontribusi terhadap lingkungan sekitar.

“Kemudian mereka bisa menjadi anak-anak yang terampil dan cekatan. Artinya mereka bisa mendiri, kreatif, dan kritis dalam menghadapi apapun setelah keluar dari sini. Dan itu sudah dilatih.

Sri Sayekti berpesan kepada para siswa yang diwisuda agar selalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim, berbakti kepada orangtua, dan selalu memiliki keinginan untuk mempelajari hal baru.

“Karena ke depan itu yang dibutuhkan. Kemudian juga jangan lupa untuk selalu menjaga nama baik almamater dan nama baik orang tua,” kata dia.

Selama enam tahun menempuh pendidikan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo para siswa patut diberikan apresiasi salah satunya melalui prosesi wisudah kali ini. Menurut Sri, para siswa berhasil menorehkan prestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik. 

“Kemudian wisuda ini juga dalam rangka menyerahkan kembali tanggungjawab anak-anak selama enam tahun di SD Muhammadiyah 1 kepada orang tua,” kata dia.

Selain itu dia mengatakan prosesi wisuda itu juga merupakan syiar SD Muhammadiyah 1 Solo kepada masyarakat. Menurutnya SD Muhammadiyah 1 Solo sebagai salah satu sekolah Islam milik persyarikatan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan itu bisa menjadi pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya