SOLOPOS.COM - Rektor UIN Salatiga Prof Zakiyuddin Baidhowy saat memberikan sambutan dalam sidang senat terbuka dalam rangka dies natalis ke-54 Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Kamis (13/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kini telah tepat berusia 54 tahun, di usia yang sudah cukup matang ini UIN Salatiga bertekad untuk membangun reputasi global dengan moderasi lokal.

Puncak dies natalis sendiri diperingati dengan sidang senat terbuka pada Kamis (13/6/2024) dengan mengambil tema dengan Moderasi Lokal Membangun Reputasi Globalisasi yang digelar di Gedung Auditorium dan student center Prof. Dr. H. Achmadi, UIN Salatiga.

Promosi Dukung Relawan Bakti BUMN 2024, BRI Ajak Relawan Berpetualang di Desa BRILiaN

Dalam sambutannya, Rektor UIN Salatiga Prof. Zakiyuddin Baidhowy mengatakan, dalam perjalanannya UIN Salatiga tidak langsung menjadi universitas.

Namun bermula dari fakultas tarbiyah dari UIN Walisongo Semarang yang bertempat di Kota Salatiga pada tahun 1970.

“Lalu secara berturut-turut bertransformasi secara kelembagaan menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tahun 1997 lalu kita bertransformasi kembali menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun 2014. Dan kini pada tanggal 8 Juni tahun 2022 bertranformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. Meskipun umurnya masih terbilang sangat muda, tetapi visi UIN Salatiga cukuplah besar, yakni menjadi pusat unggulan moderasi Islam, kepeloporan sains, teknologi, dan seni untuk keluhuran martabat kemanusiaan Tahun 2045,” terang Rektor, Kamis (13/6/2024).

Diakuinya, visi tersebut sebentar lagi akan berubah seiring dengan adaptasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Perkembangan saat ini UIN Salatiga telah memiliki sumberdaya manusia sebanyak 240 dosen. Terdiri 72 doktor, 168 magister, 17 guru besar, lektor kepala ada 40, lektor 98, asisten ahli 82, dan calon dosen 1 orang.

“Dan total mahasiswa aktif ada 14.144, insya Allah pada Agustus akan bertambah menjadi 17.000 kurang lebih,” ungkap Prof Zakiyuddin.

Secara kelembagaan, UIN Salatiga memiliki 5 fakultas dan satu program pasca sarjana terdiri dari 28 program studi sarjana S1, pendidikan profesional guru, 5 prodi S2, dan 1 prodi S3.

Dari jumlah itu sebanyak 13 prodi mendapatkan predikat akreditasi unggul atau A, kemudian 16 prodi sangat baik atau B, dan enam prodi baru yang mendapatkan akreditasi baik.

“Insyaa Allah kita pada Juli akan melakukan akreditasi institusi oleh BAN-PT dan dengan target kita menjadi institusi Universitas Islam Negeri Salatiga dengan predikat unggul,” kata Rektor.

Selain itu, UIN Salatiga juga memiliki jurnal ilmiah masuk dalam Science and Technologi Index (Sinta) 1 yang berskala internasional bereputasi sebanyak 2 jurnal ilmiah. Kemudian dalam kategori Sinta 4 ada 7 jurnal, Sinta 3 ada 3 jurnal, dan Sinta 2 ada 7 jurnal ilmiah.

“UIN Salatiga juga menjadi universitas pertama di Indonesia yang memiliki jurnal bereputasi internasional dengan predikat kuartil 1 di Indonesia, dan kini juga disusul dengan jurnal Ijtihad yang sudah mencapai predikat kuartil 1,” beber Rektor.

Capaian lain dalam bidang penelitian yang di UIN Salatiga terbagi dalam 12 kluster.

Diantaranya penelitian pengabdian kepada masyarakat berbasis program studi, penelitian kolaborasi dosen dan mahasiswa, penelitian aktual strategis nasional, dan lain-lain. Dari kluster tersebut tahun ini ada 162 judul penelitian dengan total dana Rp 4,3 miliar.

“Yang menarik di UIN Salatiga ini karyawan dan mahasiswa kami berikan kesempatan untuk menjadi peneliti dan berkolaborasi dengan para dosen,” jelasnya.

Suasana sidang senat terbuka dalam rangka dies natalis ke-54 Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Kamis (13/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Ketua Panitia Dies Natalis dan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Muh Saerozi menambahkan, sampai dengan saat ini UIN Salatiga telah meluluskan sekitar 22.603 alumni yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Khusus dalam rangka dies natalis ini pihaknya menyelenggarakan berbagai lomba dan kegiatan yang melibatkan tenaga pendidik dan mahasiswa.

“Tujuannya untuk menegaskan sekali lagi untuk nilai-nilai moderasi beragama sebagai bagian dari identitas membangun pondasi moderasi di tingkat lokal untuk reputasi global dan mendorong kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan,” jelas Prof Saerozi.

Selain itu, beragam acara yang diselenggarakan untuk menginspirasi dan memotivasi identitas akademika UIN Salatiga untuk terus berperan aktif dalam mempromosikan moderasi beragama di Indonesia dan dunia internasional.

Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi dalam orasi ilmiahnya menekan pentingnya nilai-nilai moderasi di tengah dunia yang semakin maju ini.

Dia memberikan banyak cerita saat menangani kelompok intoleran hingga akhirnya menjadi cikal bakal munculnya terorisme.

Sehingga peran mahasiswa dan dosen UIN Salatiga ini sangat penting menjaga toleransi dan moderasi.

“Melalui UIN kita bersama-sama, ciptakan civitas akademika sebagai garda terdepan dan benteng terakhir, dalam rangka moderasi beragama. Bahwa di situ ada yang namanya gotong-royong, di situ ada perbedaan, yang perbedaan itu adalah rahmat, di atasnya adalah rasa persatuan dan kesatuan,” tandas Kapolda.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya