SOLOPOS.COM - 130 siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo di Hotel mengikuti prosesi wisuda di Sahid Jaya Solo, Selasa (11/6/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—-Sebanyak 130 siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo mengikuti prosesi wisuda di Sahid Jaya Solo, Selasa (11/6/2024).

Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Sri Sayekti, mengatakan prosesi wisuda tersebut merupakan bagian dari apresiasi kepada para siswa yang sudah menempuh pendidikan selama enam tahun. Selain itu, dia mengatakan prosesi wisuda sebagai simbol untuk mengembalikan tugas pengasuhan kepada orang tua. 

Promosi Erick Thohir Apresiasi BRI Masuk Daftar Perusahaan Terbesar Dunia Versi Forbes

“Ini juga bagian dari bentuk syiar SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo kepada masyarakat, sebagai salah satu sekolah Islam milik persyarikatan Muhammadiyah yang bisa menjadi pilihan,” kata dia dalam sambutan, Selasa (11/6/2024).

Sri Sayekti mengatakan sekolah yang dia pimpin itu merupakan salah satu dari delapan SD yang berhasil meluluskan siswa dengan Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup, iterasi, numerasi dan karakter untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” kata dia.

Dia mengatakan siswa yang diwisuda dibekali dengan kemampuan untuk menyelesaikan isu yang berkembang di tengah masyarakat atau di lingkungannya. Bakal itu didapatkan melalui program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Selain itu, dia melanjutkan lulusan SD Muhammadiyah Ketelan 1 Solo juga dibekali dengan pengetahuan tentang dasar-dasar agama Islam. Pembekalan itu diberikan melalui program Al-Islam Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab, Bahasa inggris dan Teknologi informasi dan komunikasi (Ismubaristik).

“Mulai dari membaca menulis Al-Qur’an, salat wajib dan sunnah, kemudian kegiatan berinfak dan sedekah, kemudian ada kegiatan kebudayaan Islam,” kata dia.

Sri Sayekti mengatakan ke depan para wisudawan akan menghadapi banyak perubahan dan tantangan. Untuk itu, dia berpesan kepada orang tua agar terus mendampingi buah hatinya.

“Karena sesungguhnya kurikulum yang pertama dan utama adalah kurikulum dari orang tuanya, anak-anak harus tumbuh menjadi generasi yang memiliki akhlakul karimah,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya